Kita telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk hidup di negeri ini. Dengan takdir itulah setidaknya kita dapat berkontribusi terhadap perbaikan bangsa ini. Teringat atas bait puisi Taufik Ismail;
Sepenggal puisi inilah yang sesungguhnya harus menggelora dalam jiwa-jiwa kita. Tiada lagi waktu untuk bersantai. Karena sebuah kepastian hidup dalam perjuangan sangat membutuhkan kerja-kerja besar untuk membangun Indonesia yang lebih baik ke depannya. Kehancuran akan menghujam kita jikalau tiada apa-apa yang kita perbuat demi bangsa ini.
Dewasa ini, kita terlena oleh kemiskinan yang bermelodi, pendidikan yang mencekik, keadilan yang membantai, dan kesejahteraan yang membunuh. Terlelap dalam tidur-tidur panjang sehingga sulit untuk terbangun. Saatnyalah saudaraku kita bangun. Sekali lagi, saatnyalah saudaraku kita bangkit.
Kita penuhi takdir-takdir Tuhan sebagai generasi pembaharu. Bangunlah dari posisimu saat ini. Bangsa ini membutuhkan ide-ide kita. Membutuhkan kerja-kerja besar yang kreatif. Saya ingin mendengar dari bibir anda, "kamilah generasi yang akan mengelurakan bangsa ini dari keterpurukan."
Kini saatnya kawan. Jika anda masih terduduk dan tak mau berbuat apa-apa. Maka biarkanlah saya sendiri yang berkata, "sayalah orang yang siap mengeluarkan bangsa ini dari keterpurukan."
Tetaplah semangat, sebab dalam kegelapan saat ini kita harus yakin jika bakal ada cahaya terang yang menanti. Tinggal kita menyatukan simpul-simpul kegelapan yang masih terpisah dengan kerja keras dan kerja besar.
Bukankah Tuhan telah memberikan begitu banyak nikmat kepada negeri ini. Mulai dari dalam perut bumi samapi ke atas bumi. Tinggal satu nikmat yang belum kita diberikan, yaitu nikmat kepemimpinan. Nikmat ini yanga harus kita usahakan. Bukan menunggu. tetapi menjemputnya. Persiapkan dirimu untuk menjadi pemimpin masa depan.
Bangkitlah generasi emas Indonesia, Harapan itu masih ada..
Oleh: Ketua KAMDA (Amirullah B.)